Bapakku yang keras
dan kuat.
Teringat ajakannya
untuk melakukan hal kecil yang bisa membuat kami senang.
Teringat betapa keras dan tekunnya ia mengajari kami akan banyak hal.
Teringat betapa keras dan tekunnya ia mengajari kami akan banyak hal.
Teringat betapa ia
mampu mengetahui kondisi kami tanpa kami pun sadar.
Teringat betapa
sabar dan setianya ia menemani kami di kala ujian.
Teringat betapa
lembutnya ia saat menggendong kami di kala kami mendapat keberhasilan.
Teringat betapa kuat
usahanya untuk selalu membuat kami senang dan tertawa.
Teringat betapa
setianya ia menunggu dan menjemput kami saat kami pulang.
Teringat betapa
terampil dan cekatannya di rumah.
Teringat betapa kuat
ikatan batinnya kepada kami.
Teringat betapa
terlihat lelahnya ia demi kami.
Teringat betapa
keras usahanya untuk membuat kami selalu bahagia.
Bapakku…
Sosok keras yang
terkadang menyembunyikan perasaannya.
Sosok yang selalu
berusaha membuat kami senang walau terkadang juga senang membuat keributan
untuk menghangatkan suasana.
Sosok yang selalu
keras namun kuat untuk kami…
Sosok yang selalu
setia demi kami…
Teringat pula sosok
yang begitu lembut dan kuat… Ibu...
Selalu teringat lantunan ayat Al-Qur'an dari bibirnya di kala dini hari.
Selalu teringat suara ribut di dapur di pagi yang gelap.
Selalu teringat panggilannya kepada kami di kala subuh.
Selalu teringat
sentuhan tangannya yang basah air wudhu di kaki kami kala kami masih tertidur.
Selalu teringat
makanan yang telah disiapkannya untuk kami sebelum kami berangkat.
Selalu teringat sentuhan tangannya dan balasan ucapan salam darinya saat kami berpamitan.
Selalu teringat sentuhan tangannya dan balasan ucapan salam darinya saat kami berpamitan.
Selalu teringat
enaknya sajian yang telah di siapkannya sedari pagi untuk kami makan
sepulangnya kami dari sekolah.
Selalu teringat
betapa kami menunggu-nunggu dirinya pulang ke rumah dari mengajar di sekolah.
Selalu teringat
betapa tanpa lelahnya ia menyiapkan lagi makanan untuk kami.
Selalu teringat
betapa tanpa lelahnya ia mengurus rumah.
Selalu teringat
betapa relanya ia baru mau beristirahat saat semua beres untuk
kami.
Selalu teringat betapa ia rajin mengingatkan kami sholat dan mengaji.
Selalu teringat betapa ia rajin mengingatkan kami sholat dan mengaji.
Selalu teringat
kecupannya di kening kami setelah sholat dan sebelum tidur.
Selalu teringat
betapa siaganya ia di tengah malam kala kami sakit atau membutuhkannya.
Selalu teringat
betapa kuat ikatan batinnya kepada kami.
Selalu teringat
semua doa-doa terbaiknya untuk kami...
Selalu teringat
semua ucapan dan nasehatnya…
Selalu teringat segala tentang dirinya…
Selalu teringat segala tentang dirinya…
Yang tak kenal lelah
dan berapa banyak waktu yang dikorbankan demi kami…
Bapak dan Ibuku… Tak ada tandingannya...
Selalu membuat ingin pulang dan memeluknya…
Bapak dan Ibuku… Tak ada tandingannya...
Selalu membuat ingin pulang dan memeluknya…
Doakan kami bu, pak,
kami berjanji akan membahagiakan ibu dan bapak.
Sayangilah mereka ya
Allah, berilah lindungan dan kebahagiaan dunia akhirat bagi mereka.
Berilah kami
kesempatan untuk membahagiakan meraka seperti mereka membahagiakan kami.
:)